Pada 16 Maret, empat pria bersenjata tak dikenal menculik seorang wanita pemilik toko kelontong di Tachilek, timur Negara Bagian Shan.
Pemilik toko, seorang wanita Tionghoa, ditangkap setelah empat pria bertopeng dan membawa senjata laras panjang dan senjata pendek tiba di sebuah toko kelontong milik seorang warga Tionghoa di Majeuk Road, Tachileik.
Dalam rekaman CCTV yang diperoleh RFA, para tahanan bertanya dalam bahasa Mandarin siapa bosnya dan kemudian menculik wanita tersebut.
Seorang warga Tachilek… Para tahanan bukanlah Tentara Pertahanan Rakyat (PDF). Dia mengatakan bahwa organisasi etnis bersenjata tidak.
Warga Tachilek lainnya mengatakan… Bukan PDF-nya, tapi orang Tionghoa yang ditangkap karena masalah keuangan.
Setelah kudeta militer tahun 2021, Kota Tachilek dilanda ranjau, Pan San dan Shwe Kokko mengatakan bahwa 90 persen orang China yang bekerja di bisnis narkoba penipuan online “Tiger” telah berimigrasi, dan banyak pengusaha China telah diculik dan ditangkap.
Seorang warga Tachilek yang tidak mau disebutkan namanya karena alasan keamanan mengatakan, administrasi dewan militer di kota Tachilek bertindak sewenang-wenang tanpa pemeriksaan keamanan yang ketat.
Di halaman media sosial Telegram propaganda Dewan Perang, tertulis bahwa wanita itu diculik oleh PDF.
RFA menghubungi juru bicara Dewan Militer Negara Bagian Shan, U Khun Thaeng Maung, tentang kejadian ini, tetapi dia tidak menjawab telepon.
Sumber :